Selasa, 18 Maret 2014

Hamba Allah: Karakteristik Wirausaha Sukses

Hamba Allah: Karakteristik Wirausaha Sukses: Karakteristik Wirausaha Sukses Anda dan anggota keluarga lainnya mungkin saja memiliki ciri, sifat dan karakter sebagai seorang wirausaha. ...

Karakteristik Wirausaha Sukses

Karakteristik Wirausaha Sukses
Anda dan anggota keluarga lainnya mungkin saja memiliki ciri, sifat dan karakter sebagai seorang wirausaha. Coba perhatikan daftar berikut ini dan tanyakan pada diri anda atau amati anggota keluarga yang lain, apakah seluruh ciri dan sifat berikut melekat dalam kehidupan anda?
Karakteristik Wirausaha Sukses:
a) Lebih menyukai resiko yang diperhitungkan;
b) Keinginan untuk selalu memperbaiki diri;
c) Yakin atas kemampuannya untuk meraih sukses;
d) Memiliki energi yang tinggi;
e) Berorientasi ke masa depan;
f) Terampil berorganisasi;
g) Selalu menilai prestasi lebih tinggi daripada uang;
h) Suka bekerja keras, rajin, disiplin dan jujur;
i) Berani bertanggung jawab.

Setelah mengamati daftar di atas, apakah anda atau anggota keluarga anda memiliki ciri dan sifat sebagai wirausaha? Adapun karakteristik dan kualifikasi wirausaha yang tangguh, andal dan unggul mencakup hal-hal berikut:
a) Memiliki rasapercaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan melalui peusahaan.
b) Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk dimanfaatkan.
c) Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja yang lebih tepat dan efisien.
d) Mau dan mampu berkomunikassi, tawar-menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para pembeli atau langganan.
e) Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur dan disiplin.
f) Mencintai kegiatan usaha dan perusahaannya serta lugas dan tangguh, tetapi cukup luwes dalam melindunginya.
g) Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.
h) Berusaha mengenal dan mmengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepantingan terhadap perusahaan.
i) Berpikir dan bertindak strategis dan adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang manfaat termasuk yang mengandung resiko besar dan dalam mengatassi masalah.
j) Selalu berusaha untuk mendapatkan manfaat melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan pengguna jasa.
k) Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan lembaga serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
l) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan terutama dengan pembinaan motivassi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.
m) Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya.
n) Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk pengguna jasa, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.
o) Antisipasi terhadap perubahan, akomodatif terhadap lingkungan.
p) Kreatif mencari dan menciptakan peluang, meningkatkan produktifitas dan efisiensi.
q) Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra lembaga melalui investasi baru di berbagai bidang.

Hamba Allah: Wirausaha Pilihan Hidup

Hamba Allah: Wirausaha Pilihan Hidup: Mengapa Harus Wirausaha? Pada masa sekarang seorang wirausaha dapat dikatakan sebagai pahlawan ekonomi. Wirausaha mampu mengikis kemiskin...

Wirausaha Pilihan Hidup

Mengapa Harus Wirausaha?
Pada masa sekarang seorang wirausaha dapat dikatakan sebagai pahlawan ekonomi. Wirausaha mampu mengikis kemiskinan dan pengangguran yang menjadi masalah krusial di negara kita. Dengan kemampuannya melihat bisnis, seorang wirausaha mampu mengubah sumber daya yang tidak dilirik dan diperhitungkan orang lain menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis bagi dirinya, keluarga dan masyarakat sekitar. Wirausaha memiliki semangat pantang menyerah. Kegagalan merupakan sukses yang tertunda bagi seorang wirausaha sukses. Bagi seseorang yang memiliki spirit kewirausahaan tinggi, 1001 jenis peluang berwirausaha terbuka bagi dirinya. Nilai ibadah bagi seorang wirausaha adalah keinginannya untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain (job creator), dibandingkan hanya menjadi pegawai di suatu perusahaan atau instansi pemerintah (Job Seeker). Dalam dunia kewirausahaan ada juga seseorang yang bekerja sebagai pegawai, namun tidak puas dengan gaji yang diterima setiap bulannya, berusaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan jalan membuka usaha. Orang-orang yang memilih wirausaha sebagai pilihan hidup turut membantu pemerintah membangun perekonomian nasional.
Pertanyaan yang mendasar adalah mengapa mengapa pertumbuhan wirausaha sangat minim di negara ini? Rendahnya jumlah wirausaha di Indonesia dilatarbelakangi beberapa aspek berikut:
1. Aspek Sosial Budaya
Persepsi masyarakat yang menganggap bahwa "menjadi pegawai" lebih tinggi derajatnya daripada wirausahawan. Persepsi demikian merupakan warisan kolonial karena pada masa itu pribumi yang menjadi pegawai jumlahnya sangat terbatas. Keterbatasan inilah yang kemudian memposisikan pegawai pribumi menempati posisi tinggi dalam struktur sosial kemasyarakatan. Warisan ini berlanjut hingga sekarang, bila kita mengamati konsep orang tua mendidik anak. Dalam mendidik anak, kebanyakan orang tua selalu mengharapkan anaknya mendapatkan pendidikan yang baik di sekolah atau perguruan tinggi yang baik dan akhirnya mendapatkan pekerjaan serta penghasilan yang baik pula. Jarang kita temui orang tua yang mengarahkan masa depan anaknya untuk menjadi wirausahawan, karena menganggap wirausaha tidak lebih dari seorang "pedagang"! Ada rasa malu bagi orang tua jika anaknya memilih profesi sebagai pedagang.
Kewirausahaan belum berkembang dalam lingkunagan sistem pendidikan kita. Pendidikan kewirausahaan belum menjadi mata pelajaran atau mata kuliah wajib di berbagai jenjang pendidikan, kecuali pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pendidikan non formal atau program studi yang ada di lingkunagn Fakultas Ekonomi, di perguruan tinggi eks IKIP, khususnya pada program studi Tata Boga, Tata Busana dan Tata Rias, yang memang mengarahkan siswa atau mahasiswanya untuk berkiprah di dunia usaha. Dalam masyarakat kita maasih berkembang budaya untuk tidak mengajarkan segala sesuatu tentang uang kepada anak. Padahal salah satu sifat seorang wirausaha adalah menghargai uang, meskipun uang bukanlah prioritas utama bagi wirausaha sukses. oleh karena itu, pendidikan kewirausahaan tidak terdapat dalam kurikulum pendidikan dasar.
2. Aspek Politik
Pada ranah politik, belum banyak kebijakan-kebijakan politik yang mengarahkan bertumbuhkembangnya kewirausahaan di tanah air. Dalam sistem perpolitikan, bangsa ini masih disibukkan dengan belajar bagaimana menata sistem demokrasi, sehingga melupakan penataan sistem perekonomian. Hiruk pikuk tawar-menawar bagi kepentinagan partai politik tertentu masih mewarnai aktivitas para anggota legislatif ketika akan meluncurkan produk preundangan yang terkait kebijakan ekonomi prorakyat. Sistem perpolitikan kita masih melupakan konsep bahwa masyarakat demokratis tidak akan tercipta dalam masyarakat yang belum sejahtera secara ekonomi. Kebijakan penataan sistem demokrasi harus seiring dan sejalan dengan penataan sistem ekonomi.
3. Aspek Ekonomi
Kebijakan ekonomi yang dilansir pemerintah belum sepenuhnya menstimulasi perkembangan kewirausahaan di tanah air. Kebijakan membuka kran impor sustu produk seringkali merugikan para pengusaha nasional karena harga produk mereka kalah bersaing dibandingkan produk ekspor. Belum ada mekanisme dan kebijakan yang ideal untuk melindungi prosuk nasional terutama untuk mengantisipasi berbagaiperjanjian perdagangan bebas. Mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 338 juta, negara kita merupakan pasar yang sangat potensial bagi pelemparan produk-produk negara asing. Ketidakberdayaan pemerintah dalam membentengi diri terhadap serangan produk asing tersebut, menyebabkan tidak ada insentif bagi kemunculan wirausaha-wirausaha baru.
4. Aspek Teknologi
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebenarnya memberikan peluang munculnya wirausaha baru. Booming internet dapat dimanfaatkan sebagai ajang untuk membuka usaha atau bisnis. Namun, tingkat literasi yang rendah terhadap teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan potensi ini belum dimanfaatkan sebagai peluang usaha secara optimal. Masyarakat kita massih tergolong pamakai (user) teknologi belum sebagai pencipta (creator). Munculnya tren e-commerce, transaksi elektronik, virtual mall, e-marketing sepertinya dianggapsesuatu yang biasa saja oleh masyarakat kita. hal ini dapat dimaklumi karena kebiasaan bertransaksi masyarakat kita maaasih menggunakan metode konvensional-cash atau tunai. kebiasaan bertransaksi model konvensional tersebut menyebabkan peluang berwirausaha dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi belum tergarap maksimal.

Sumber: Ari Fadianti, M.Si. & Dedi Purwana, M.Buss. "Menjadi Wirausaha Sukses" Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.